Deskripsi Masalah:
Dunia yang canggih di era globalisasi sangatlah penting demi mencukupi kebutuhan manusia yang semakin beragam dan aneh-aneh. Seperti dalam lingkup penjualan saja, zaman sekarang pembeli tidak harus bertemu langsung dengan penjual, cukup dengan menggunakan aplikasi yang telah di sediakan seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Blibli.com, dan masih banyak lagi.
Dalam metode pemesanannya pembeli cukup masuk aplikasi yang dituju dan memilih item, kemudian setujui pembayaran, dan beres sudah transaksinya, dan untuk memberikan kepercayaan kepada pembeli, pihak aplikasi akan memberikan nomor RESI. Kegunaan dari nomor resi ini adalah sebagai cara pembeli memantau barang beliannya sudah sampai mana dalam pengirimannya, jadi pembeli tidak usah khawatir jika barang tersebut nantinya akan nyasar atau tidak sampai tujuan.
Alkisah dari Mba Andah yang memesan cosmetic dari kota bekasi di aplikasi shopee dengan metode COD (Cash On Delivery). setelah barang tersebut sudah sampai di rumahnya seketika ia membatalkan pesananya (tidak mau membayarnya) dengan alasan barang tidak sesuai pesanan.
Baca Juga :
Reoptimalisasi Budaya Literasi Santri dan Pesantren
Kunjungan Majalah Aula Ke Pon-Pes Assalafie
Pertanyaan:
- Bagaimana hukum yang di lakukan mba Andah seperti yang ada pada deskripsi?
- Bolehkah penjual meminta ganti rugi atas biaya pengirimannya?
Jawaban :
- Diperbolehkan hukumnya membatal aqad, karena spesisifikasi barang tidak sesuai dengan yang diminati pembeli (mba Andah).
- Diperbolehkan karena dengan membatalkan transaksinya tersebut, menyebabkan kerugian kepada penjual atas biaya ekspedisinya.
Referensi:
(مغني المحتاج ج: 2 ص: 367)
(والأظهر أنه لا يصح بيع الغائب) وهو ما لم يره المتعاقدان أو أحدهما، وإن كان حاضرا للنهي عن بيع الغرر (والثاني يصح) إذا وصف بذكر جنسه ونوعه اعتمادا على الوصف،…الى أن قال… )ويثبت الخيار) للمشتري (عند الرؤية) ، وإن وجده كما وصف لحديث «ليس الخبر كالمعاينة» ، رواه بهذا اللفظ الإمام أحمد وابن حبان والغزالي في الأوسط، ولا خيار للبائع خلافا لمقتضى إطلاق المتن وإن قواه الإسنوي نعم إن وجده زائدا ثبت له الخيار كالمشتري إذا وجده ناقصا قاله الماوردي ودليل هذا القول حديث «من اشترى ما لم يره فهو بالخيار إذا رآه» لكنه حديث ضعيف كما قاله البيهقي، وقال الدارقطني: إنه باطل وينفذ قبل الرؤية الفسخ دون الإجازة. ويمتد الخيار امتداد مجلس الرؤية، وقيل على الفور.
(الفقه الإسلامي وادلته ج: 4 ص: 486)
المطلب الأول ـ تعريف الإتلاف وكونه سبب الضمان: الإتلاف (1): هو إخراج الشيء من أن يكون منتفعاً به منفعة مطلوبة منه عادة (2) وهو سبب موجب للضمان؛ لأنه اعتداء وإضرار، والله تعالى يقول: {فمن اعتدى عليكم فاعتدوا عليه بمثل ما اعتدى عليكم} [البقرة:194/ 2] وقال عليه الصلاة والسلام: «لا ضرر ولا ضرار في الإسلام» وإذا وجب الضمان بالغصب فبالإتلاف أولى؛ لأنه اعتداء وإضرار محض. ولا فرق بين أن يقع الإتلاف مباشرة: وهو إلحاق الضرر من غير واسطة بمحل التلف، أو تسبباً: وهو ارتكاب فِعلٍ في محل يفضي إلى تلف غيره. كما لا فرق في ضمان الإتلاف بين العمد والخطأ، ولا بين وجود البلوغ أو التمييز أو عدمه، فالمتلف عمداً أو خطأ ضامن باتفاق المذاهب الأربعة، والكبير أو الصغير أو المجنون أوالنائم المتلف ضامن أيضاً عند جمهور الفقهاء.
Mau tanya lurrr apa hukumnya makan sambil ngleleng 😀
mangga barangkali ada pertanyaan seputar fikih nanti kami angkat pada kajian FOKKTA mingguan
Mantul…
Semoga terus berkembang mengkuti zaman…
Aamiin 🤲 minta doa dan dukungannya