Metode Auzan adalah metode yang ditemukan oleh romo KH. Yasyif Maemn Syaerozie pada tahun 2016 M. Program ini berawal dari sekelompok santri yang belajar nahwu shorof secara intensif, yang bertujuan untuk mencari solusi terbaik dalam memecahkan anggapan khalayak umum terhadap sulitnya memahami literasi kitab kuning. Metode ini diambil dari dari akar kata wazana yang berarti timbangan, dalam diskursus kajian ilmu shorof keberadaan wazan sangan urgent mengingat setiap lafadz Arab ketika ingin diketahui ma’na sesungguhnya maka harus diikutkan dengan wazan yang pas.
Metode Auzan memiliki beberapa kelebihan diantaranya dalam proses belajarnya tidak banyak menghafal teks-teks kitab seperti kalam nadhom atau natsar, kemudian secara imprensif bisa memahami nahwu & shorof dengan waktu yang singkat, dan yang terakhir program Auzan ini sangat tepat bagi mubtadiin ‘ajami.
Program khusus Metode Auzan ini menerapkan sistem kelas pada setiap tingkatannya, hal ini dimaksud supaya dalam proses pengawasan dan pengajarannya lebih terpantau dan maksimal. Masing-masing dari setiap tingkatan durasi waktu yang ditempuh adalah satu tahun. Namun, jika seseorang santri ini tidak bisa mengejar targetnya kama dia harus mengulang sampai dia bisa mengikuti materi yang diajarkan. Adapun tingkatan yang ada pada program ini adalah :
- Tingkat Qiroah
Tingkat qiroah adalah tingkatan pertama dalam metode auzan, pada tingkat ini biasanya diisi oleh santri baru yang belum mengenal sama sekali terhadap bahasa Arab. Pada tingkat pertama ini santri diajarkan prinsip-prinsip kaidah shorof & nahwu yang mengacu pada buku panduan metode auzan, tentunya buku yang dijadikan panduan ini memiliki nilai lebih dari buku atau kitab pada umumnya. Adapun kitab yang dijadikan standar praktek pada tingkatan ini seperti kitab safianah an-najah karya Syekh Salim Bin Sumair Al-Hadromi. Kitab tersebut sangat lengkap dalam menyuguhkan contoh-contoh susunan (tarkib) lafadz kalimat Arab.
2. Tingkat Tarjamah
Tingkat kedua dari program khusus metode auzan yaitu tingkat tarjamah, tingkat tarjamah adalah tingkatan yang lebih ditekankan dalam hal menerjemahkan kitab-kitab salafussholih dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun acuan kitab yang digunakan pada tingkat tarjamah ini adalah sullam al-munajat karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Dalam proses terjamahnya yaitu dengan cara memusyawarahkan terkait bab yang akan dikaji, kemudian kita bahas bersama dan pilih bahasa yang paling baik dan benar yang nanti akan digunakan sebagai terjemahan pada bab tersebut. Setelah ada kesepakatan terjamah pada suatu bab, maka santri yang mendapatkan tugas menyampaikan bab tersebut siap untuk mempresentasikan hasil dari terjemahan bersama-sama tadi dihadapan bapak pengasuh. Sebelum santri menyampaikan hasil terjemahnya ke bapak pengasuh, setiap santri yang mendapat tugas akan ditasheh terlebih dahulu oleh para pembimbing supaya apa yang diterjemahkannya itu sesuai yang diharapkan.
3. Tingkat Insya’
Tingkat terakhir pada program Auzan ini adalah tingkat insya’, dalam program ini seorang santri di tuntut lebih ke presentasinya. tingkatan ini merupakan akselerasi dari program qiroah dan tarjamah, dimana pada tahun pertama santri harus menguasai kaidah nahwu & shorof, kemudian tahun kedua menguasai tentang bagaimana seseorang santri bisa menterjemah tulisan Arab ke bahasa Indonesia, nah pada tahun terakhir ini santri ditekankan supaya bisa menjelaskan isi dari kitab-kitab yang dipelajarinya. Adapun fan ilmu yang dikaji pada program akhir Metode Auzan ini meliputi fiqh, qoidah fiqh, hadits, dan tauhid. Kitab-kitab yang di jadikan standar pembahasan dalam program ini adalah fiqh kitab syarah Fath Al-Qorib Al-Mujib karya Syekh Muhammad Bin Qosim Al-Ghazi, qoidah fiqh kitab Mabadi Awwaliyah karya Syekh Abdul Hamid Hakim, hadits kitab hadits Arbain An-Nawawi karya Syekh Nawawi Al-Bantani, tauhid kitab Tijan Ad-Durori karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Setiap metode mempunyai ciri khas dan gaya tersendiri dalam pembahsannya, untuk Metode Auzan ada tiga hal yang tidak ditemukan pada metode-metode umumnya, yaitu :
- Tartib Al-Masail, merupakan susunan idhofi yang berarti menertibkan masalah-masalah atau pembahasan.
- Tamyiz Al-Masail, adalah membedakan bab-bab pembahasan sesuai masalah, sehingga melahirkan perasaan tanpa ada hambatan yang berat terhadap materi yang diberikan.
- Li Qodri Al-Hajat, merupakan sebuah teori yang menjelaskan materi-materi nahwu & shorof sesuai yang dibutuhkan saja, dalam arti program ini mengambil point pentingnya saja.
Memahami metodologi Metode Auzan tidaklah cukup hanya sebatas dipelajari dari buku-buku yang ada, melainkan harus disertai tatap muka secara langsung antara murid dan pembimbing. Dalam menyampaikan materi shorof nahwu Metode Auzankita dituntut untuk memahami cara atau model penyampaian yang sesuai dengan arahan mushonif kitab ini.