Solusi Pembelajaran Kitab Kuning Yang Cepat Memakai Metode Auzan

Metode Auzan adalah sebuah metode terobosan membaca kitab kuning karya ulama salafussholihin dengan cepat. Metode ini berdiri pada tahun 2015 yang di gagas langsung oleh KH. Yasyif Maemun Syaerozie selaku dewan pengasuh Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon.

Beliau menggagas sebuah metode ini karena termotivasi oleh kemajuan zaman yang menuntut serba cepat dan ketika dihadapkan pada kondisi saat ini, metode dulu itu belum mampu menjawab tantangan kemajuan zaman tersebut, dengan di gagasnya metode Auzan ini beliau KH. Yasyif Maemun Syaerozie menawarkan cara cepat belajar ilmu gramatikal arab (shorof dan nahwu) dengan hitungan waktu 6 bulan saja.

yang mana metode Auzan ini mempunyai tiga pendekatan dalam belajar, yakni :

Baca Juga :

Budidaya Zakat Untuk Meningkatkan Perekonomian Desa

  1. Tartibul Al-Masa’il (meruntutkan masalah atau pembahasan sesuai dengan nalar keindonesiaan)
  2.  Tamyiz Al-Masa’il (memaparkan pembahasan secara tertuju dan jelas)
  3. Taqdir Al-Masa’il (membahas masalah-masalah yang disesuaikan dengan kebutuhan).

Dalam perkembangannya metode auzan ini tidak hanya bergerak pada ruang lingkup shorof nahwu saja tetapi pada fan-fan ilmu yang lainnya pun dikembangkan. Mulai dari fiqih, Qowaidh fiqih, ushul fiqih, hadits, dan lain sebagainya.

Dalam proses belajar di metode Auzan ada tiga tingkatan yang harus ditempuh oleh para santri :

Baca juga 

Memahami Politik Dalam Al-Qu’an

  1. Qiro’ah Pada tingkatan ini para santri dikenalkan dengan ilmu shorof nahwu mulai dari wazan, sighot, bina, membedakan antara kalimat fi’il, isim dan huruf.
  2. Tarjamah di tingkatan kedua para santri d tuntut untuk bisa mandiri dalam mencari makna, tarkiban, dan menerjemahkan.
  3. Insya, Tingkatan ketiga para santri di tuntut bukan hanya membaca kitab dan menerjemahkan namun harus bisa menguasai beberapa fan ilmu, seperti ilmu fiqih, qowaidh fiqih, hadist, ushul fiqih, dan lain lain. Dan salah satu kegiatan yang menunjang pada tingkat yang terakhir adalah menerbitkan karya ilmiah.

Dan alhamdulillahnya beberapa pesantren di berbagai wilayah seperti Brebes, Indramayu, Bandung, Banten, Bekasi, dan lain sebagainya sistem belajarnya menggunakan metode Auzan. Mudah-mudahan kedepannya metode Auzan menjadi washilah bagi para mubtadi (orang yang baru belajar gramatikal arab) untuk memahami kutub turots (literasi klasik) karangan para ulama salafussolihin. Wallahu a’lam.

Sumber : Jabar Nu 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *