Hijrah Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Oleh : KH.Lukman Hakim M.Ag*

Move on secara terminologi santri itu lebih tepatnya hijrah, santri move on berarti santri berhijrah, teminologi hijrah pun pernah ada pada zaman Rasulullah Saw, momentum dimana kalau kita sedang dalam stage atau kemandegan maka solusinya itu move on atau berhijrah.

Hijrah yang pas bagi santri adalah titik pijaknya carilah tempat dimana dia mempunyai potensi untuk memenuhi keinginannya agar ilmunya bisa tersebar dan ilmunya bisa bermanfaat maka ambilah momentum itu. Syarat seseorang untuk bisa move on itu yang pertama, dia harus punya karakter juang, hanya santri pemberani saja yang bisa hijrah dari kemalasannya atau move on, makanya mental keberanian itu juga harus kita tanam dalam diri kita.

Yang kedua bumi Allah SAW itu luas inilah tempat dimana dia bisa tumbuh dan berkembang mengembangkan potensinya mengembangkan kapasitasnya sekaligus mengembangkan ilmunya jadi move on itu sesuatu yang semestinya dilakukan oleh kita.

Yang ketiga move on itu silahkan di tempuh apabila asumsinya bisa memberikan kemanfa’atan jadi kalau hidup tidak berada dalam lingkup kemanfaatan yang tersumbat maka silahkan move on.

Move on pertama yang paling utama yang bisa dilakukan dari pesantren yaitu move on habit atau kebiasaan. Kebiasaan buruk maka harus dengan move on seperti halnya sekolahnya males, ngajinya males maka silahkan untuk move on. Jadi move on yang pertama itu dimana kita harus keluar dari zona buruk atau negatif untuk melangkah ke zona yang baik atau positif .

Sederhananya santri move on ini santri yang asalnya punya kebiasaan buruk kemudian dia berani bangkit, berani beralih ke kebiasaan positif. Kebiasaan buruknya seperti males sering melanggar aturan, berfikir negatif dan lain lain.Allah berfirman dalam al-quran

وَمَنْ يُهَاجِرُ فِي سَبِيْلِ اللهِ يَجِدْ مُرَا غَامًا كَثِيْرًا وَسَعَةً

Barang siapa berhijrah di jalan allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak”. (QS. An Nisa: 100)

Makanya santri kalau mau maju harus move on karna kriteria yang harus dibangun sebelum maju itu move on dulu banyak ulama yang menghabiskan hari demi harinya dengan membaca buku dari pagi hingga larut malam demi mempelajari ilmu.

Imam Bukhori senantiasa mengembara untuk menemukan hadits Nabi hingga beliau pernah hanya memakan rumput karena habisnya perbekalan. Ibnu Qoyyim pernah hanya minum air zamzam demi menghadiri majelis ilmu.

Islam di bangun dengan ilmu, tidak ada pemisahan antara agama dengan ilmu, Ibnu Qoyyim memutuskan untuk memilih ilmu di bandingkan harta. Dan Allah telah memilihnya menjadi besar bagi umat ini, letihnya mereka mencari ilmu di gantikan dengan manfaat nya ilmu mereka hingga generasi sekarang, jika kalian malas mempelajari ilmu, paksakanlah sampai akhirnya kalian jatuh cinta pada ilmu, hormati gurumu tutupi kekurangannya dan selalu rendah hati di hadapannya, karena letihnya dirimu dalam belajar di hari ini tidak seletih mereka yang bodoh di masa depan nanti.

Jangan terburu buru dalam belajar, agar tujuan ilmu masuk ke dalam hati mu,  tenangkanlah dirimu semua pencapaian besar di dunia ini selalu di mulai dengan ilmu pengetahuan kebahagiaan akhirat hanya bisa di capai dengan ilmu pengetahuan.Lebih baik menjadi orang pintar yang merasa bodoh dari pada orang bodoh yang merasa pintar.

 Seandainya seumur hidupmu di gunakan untuk mempelajari Islam, maka tidak akan selesai. Islam adalah lautan ilmu yang sangat dalam, ada dua orang yang tidak pernah puas: yang pertama rakus terhadap harta yang kedua rakus terhadap ilmu.

Kalian adalah pemimpin pemipin di masa depan. Jadilah pemimpin terhebat, caranya habiskan waktu mudamu dengan belajar puaskan masa remajamu dengan belajar sekuat kuatnya lezatnya ilmu pengetahuan akan kau rasakan kelak siapkan dirimu semenjak dini semakin hebat persiapan, semakin besar peluang menuju kesuksesan.

Agama dan bangsa membutuhkan pemuda-pemudi yang cerdas, penuh keimanan dan semangat juang yang tak pernah pudar. Tugas utama pelajar adalah belajar, baik di pesantren maupun di luar pesantren. Sesungguhnya orang-orang yang malas belajar pada ahirnya akan diajarkan oleh kehidupan,  di mana pengajaran kehidupan sangatlah keras. Di sekolah belajar dulu baru ujian, di kehidupan nyata  kita ujian dulu baru belajar.

Kalian juga harus menyampaikan ilmu kepada orang lain dari umat manusia.  Jika kalian suka bermain-main, maka jadilah pemain profesional yang memberikan kebahagiaan kepada orang lain di kehidupan fana ini.

Kita semua dilahirkan dengan bakat masing-masing. Semua manusia cerdas pada bidang yang disukainya. Sebodoh apapun otak kita, jika diasah dengan belajar terus menerus pastilah cerdas juga. Kehidupan ini hanya sekali, lakukanlah hal-hal yang bisa bermanfaat bagi dunia dan akhiratmu, tujuan hidup ini adalah untuk menghamba kepada Allah Saw sehingga mendapat keridho’an-Nya.

*Dewan Keluarga Pondok-Pesantren Putra Putri Assalafie Babakan Ciwaringin, Wakil Ketua PWNU Jawa Barat.

1 Komentar

  1. Pingback: Pesantren Bendung Radikalisme – Assalafie Babakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *