Oleh : KH. Yasyif Maemun Syaerozie
Indonesia adalah negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk yang banyak dan wilayah yang luas. Indonesia juga bisa jadi negeri pemilik masjid (musholla) dan pendidikan Islam terbanyak di dunia, mulai dari pendidikan anak usia dini, hingga pendidikan tinggi.
Dalam hal itu, pesantren menjadi peran yang penting untuk mengembangkan ilmu-ilmu agama, karena pesantren sangat kompleks dalam metode pengajaranya selalu melihat kondisi yang sedang dialami. Sehingga beberapa pengetahuan itu menjadikan muslim yang sempurna dalam pemahaman agama.
Pesantren pun dinobatkan menjadi rujukan untuk berbagai permasalahan agama atau ajaran-ajaran yang radikal, sesat, dan lain sebagainya. Karena lembaga-lembaga selain pesantren tidak mungkin bisa menjadi jiwa pesantren. Karena pesantren itu diajari ilmu-ilmu islami yang sekaligus pengamalanya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam
العلم بلا عمل كاالشجرة بلاالثمرة
“ilmu tanpa mengamalkan bagaikan pohon tanpa buah”
Jadi berbeda dengan yang lainya. Orang-orang yang belajar dipesantren,selalu dituntun untuk mengamalkan ilmunya,entah dari individu ke individu lain,atau bahkan sampai ke suatu Majlis dalam pesantren tersebut.
Posisi lain melihat dunia yang semakin modern. Serta banyaknya trend-trend di masyarakat yang kini mulai muncul menjadikan pesanten untuk berinovasi mengikutinya,baik dalam bentuk kebutuhan para santri atau wali santrinya. Inovasi itu dalam artian merupakan sarana dan prasarana untuk terus mengembangkan metode pembelajaran seperti tentang orang yang dinamis, harus mengikuti zaman tetapi tidak lagi ditindas oleh zaman hingga dipesantren sendiri berusaha seperti itu agar santri lebih nyaman dipesantren dengan melengkapi seluruh kebutuhan pesantren.
Karena pada intinya, semua itu untuk kenyamanan, kedamaian, dan ketenangan, sehingga seluruh pesantren dapat memenuhi apapun yang dibutuhkan santri.
Namun kadang,tidak semua pesantren itu baik, karena ada juga beberapa pesantren yang didalamnya itu masihlah kurang tertib dalam masalah peraturanya. Oleh karena itu, kriteria pesantren yang harus dipilih oleh orang tua dan santrinya haruslah ada, seperti hal nya kita harus mengetahui jelas keilmuanya juga guru-guru nya. Jangan sampai kita pun menjadi korban pengetahuan-pengetahuan ilmu yang tidak jelas. Karena guru-guru yang mengajarinya pun sama tidak jelasnya, seperti tidak jelas nahkoda referensi yang di referensikanya selama ini, atau dia (yang mengajarkan ilmu nya) tidak mengaji tapi dia melakukan sesuatu yang tidak jelas tersebut (mengamalkannya).
Bahkan sekarang ada istilah lainya “pasar gelap” yaitu memunculkan orang-orang yang tidak tahu keilmuanya, tapi tiba-tiba menjadi panutan pesantren. Dalam arti, keilmuan mereka tersebut yang diajarkanya sangat berbahaya. Jadi janganlah memandang pesantren itu hanya dari segi rekomendasi luarnya saja, pilihlah pesantren yang tepat untuk generasi penerus umat.
Oleh karena itu, kalau kita ingin selamat dunianya dan akhiratnya, maka titipkanlah anak,saudara dan orang yang kita kenal dipesantren, sebab melihat kondisi saat ini tidak ada lingkungan yang bisa steril dari kemungkaran kecuali lingkungan pesantren. Dalam contohnya tidak ada suatu lembaga yang bisa melarang penghuninya berhubungan dangan HP kecuali dipesantren. Karena hanya pesantren jalan alternatif yang bisa menyelamatkan anak bangsa.