Mengantisipasi “Virus” Kehidupan

Oleh : Nyai Hj. Khofidzoh Maryam Muiz*

              Dalam Ilmu medis, Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya dapat beraplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea.

Dalam dunia medis, virus dikenal berwatak menggerogoti ketahanan tubuh. Virus bisa hidup dan berkembang biak melalui cara menggerogoti sel-sel dalam makhluk hidup. sel-sel yang terus di gerogoti oleh virus mengakibatkan pada melemahnya ketahanan tubuh makhluk hidup hingga tak jarang berujung pada kematian.

Karena wataknya yang menggerogoti ketahanan tubuh, maka istilah virus juga kadang di jadikan sebuah istilah “majaz” untuk menunjuk makna sikap, prilaku, ucapan dan tindakan yang berwatak menggerogoti makna kesempurnaan hidup.

Kesempurnaan hidup manusia yang di tandai dengan kepemilikan ilmu pengetahuan yang luas, berakhlakul karimah dan kejernihan hati, dapat tergerus oleh prilaku, sikap dan perbuatan hati yang kita istilahkan dengan Virus.

Orang yang semestinya dapat meraih ilmu pengetahuan dengan sempurna melalui semangat belajarnya, tetapi malah menjadi manusia bodoh lantaran terjangkit virus kemalasan. Ketahanan semangat belajarnya di gerogoti oleh kehadiran virus malas. Sehingga pencapaian belajar yang sempurna, yakni mendapatkan ilmu pengetahuan menjadi terganggu karena Virus malas.

Di era serba canggih ini, kehadiran tehnologi tinggi ditengah kehidupan kita jangan sampai berperan seperti “virus”, yakni menggerogoti makna kesempurnaan hidup kita. Sebab, tehnologi juga sangat memungkinkan dapat menggerogoti bagaikan sebuah virus. Kehadiran tehnologi, membuat kita menjadi lalai akan orientasi kehidupan yang diajarkan oleh agama, yaitu keselamatan kehidupan di dunia dan akhirat.

Teknologi canggih – sebut saja misalnya – Handphone, yang mampu menyajikan ketersediaan media sosial hingga mudah kita akses, malah berperan menggerogoti ketahanan hidup kita. Kita yang semestinya menjadi orang yang ramah, malah menjadi orang yang sering mencaci, menghina, membikin berita hoax, lantaran kita terjangkit oleh virus handphone.

Walhasil, apapun bentuknya sebenarnya berpotensi untuk berwatak seperti virus jika kita tidak menyikapinya dengan bijak. Namun demikian, virus dalam medis, punya penangkalnya, yaitu obat. Demikian pula, virus dalam kehidupan sosial, budaya dan agama, juga memilki obatnya.

Pesan Almagfurlah KH. Syaerozie Abdurrohim kepada para santrinya yaitu agar sering membaca Al qur’an karena merupakan salah satu obat untuk menangkal berkembang biaknya virus yang menggerogoti kesempurnaan berbagai dimensi hidup kita.

 

        *Dewan Keluarga Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *