Oleh : Amara Dilla Dia Diana
Tepat di sebuah desa tinggalah keluarga pak Somat yang hidup dengan segala kekurangan, istri pak Somat lama meninggal tepat setelah melahirkan putra pertama mereka, yang mereka berinama Shodiqul Arif Akbar, Arif tumbuh dengan segala kekurangan dari segi materi. Tapi, Allah Maha adil dia di beri kelebihan dalam hal pikirannya. Setiap hari Arif pergi bersama ayahnya ketempat pembuangan sampah untuk mencari barang rongsok, untuk di jual kembali ketempat daur ulang. Pada saat arif mencari barang rongsok, ia menemukan buku – buku yang masih layak pakai tergeletak di tempat pembuangan sampah. Jadi, arif memutuskan untuk menyimpan dan menggunakan buku-buku itu, seling beberapa hari arif memutuskan untuk pergi kesekolah untuk mengikuti pelajaran, meski Arif belajar hanya lewat jendela kelas tapi Arif tak pernah menyerah dalam menuntut ilmu, ditambah lagi Arif sering di caci maki oleh murid – murid yang sekolah disana.
Bulan pun berganti, tiga bulan sudah Arif mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Sampai
seuatu ketika saat arif sedang mendengarkan pelajaran yang sedang di jelaskan, lewatlah sepasang suami istri yang merasa heran dengan tingkah Arif, mereka pun
mendekati Arif dan bertanya.
Ibu Reni : “De, kamu lagi ngapain disini” ?
Arif : “Hmm, ini bu lagi liatin Bapak Guru” (Arif hanya
terdiam dan menundukan kepalanya )
Ibu Reni : “Kenapa, Ko Murung” ?
Arif : “Arif ngga sekolah disini bu, kata bapa, bapa lagi
cari uang untuk nyekolahin Arif”.
Ibu itu pun merasa iba melihat Arif yang sangat
semangat belajar. Karena, selama pernikahanya dengan sang suami belum di karuniai seorang anak oleh Allah SWT. Setelah perbincangan tadi, Ibu reni merasa tertarik pada sosok arif dan memutuskan untuk lebih dekat dengan arif.
Ibu Reni : :Nama kamu siapa de” ?
Arif : “Arif bu”
Ibu Reni : “Ohh, kalo ibu namanya Reni, kamu rumahnya
dimana” ?
Arif : “Di sana bu”
Ibu Reni : “Yaudah, pulang yuh biar ibu anterin. nanti, Arif tunujuk jalanya yah.”
Setelah Ibu Reni berbincang dengan Arif, Ibu Reni memutuskan untuk menyekolahkan arif hingga ia menjadi seorang sarjana.
Ibu Reni : “Kamu mau ngga sekolah” ?
Dengan rasa senang dan bercampur dengan malu Arif hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum. Karena keasikan ngobrol, sampai – sampai Ibu Reni tak sadar kalau mereka sudah sampai. Lalu ibu reni menjelaskan kepada pak somat kalau ia akan menyekolahkan Arif hingga ia menjadi seorang sarjana. Setelah mendengarkanya pak Somat langsung tersenyum dan
mengiyakan tawaran Bu Reni.Tahun berlalu begitu saja, tak terasa waktu yang di tunggu Arif telah tiba, Arif lulus dengan nilai paling tinggi di antara semua maha siswa\i di universitas nya.
Dan akhirnya Arif mendapatkan beasiswa S2 kedokteran di singapore. Satu miggu setelah hari wisuda Arif pergi bersama ayahnya untuk mengambil S2 nya. Waktu begitu cepat berlalu, kini Arif telah menyelesaikan S2 nya, Arif memutuskan untuk pulang bersama ayahnya ke tanah air. Setibanya di rumah, Arif langsung di kejutkan dengan surat permintaan dari RS.Husna Medika Bandung agar arif mau menjadi dokter di
sana dan tanpa pikir panjang Arif langsung mengiakan tawaran tersebut.
Hari demi hari berlalu Arif sekarang sudah menjadi seorang dokter yang sukses. Suatu ketika saat arif sedang berjalan di koridor tiba –tiba ia menemukan seorang paru baya yang tengah menangis, dan ternyata itu adalah ibu Reni orang yang berjasa setelah keluarganya . lalu Arif memutuskan untuk menanyakan tentang ibu Reni kepada seorang
Arif : “Sus, Ibu yang di sana itu kenapa yah” ?
Suster : “Oh itu dok, Katanya sih suaminya terkena gagal
ginjal dan harus melakukan tranfusi darah setiap bulanya”.
Arif : “Yaudah sekarang kita lakukan yang terbaik, soal
biaya biar saya yang nanggung”
Suster : “Berarti besok kita lakukan operasi dok” ?
Arif : “Iyah”.
Operasi berjalan dengan lancar, Ibu Reni merasa heran siapa orang yang berbaik
hati mau membayar semua biaya operasi dan tranfusi darah suaminya. Lalu bu Reni pun memutuskan untuk menanyakan kepada suster.
Ibu Reni : “Sus, apa kamu tau siapa yang membayar semua biaya pengobatan suami
saya” ?
Suster : “Oh itu orangnya ada di ruangan itu, tanpa berfikir panjang ibu Reni langsung menerobos pintu ruangan itu dan langsung menemui pria yang memiliki tubuh
tinggi yang tengah mengenakan kaos berwarna coklat dan memiliki lubang di
setiap sudut kaosnya. Ibu Reni hanya terdiam, berfikir siapa lelaki ini. Dan,
akhirnya Ibu Reni memulai percakapan.
Ibu Reni : “Permisi tuan ..apakah benar tuan yang sudah membayar semua biaya
pengobatan suami saya” ?Arif hanya menganggukan kepala.
Ibu Reni : “Dengan apa saya bisa membayar semua hutang
saya” ?
Arif : “Dengan menemani saya belajar lewat jendela kelas” Ibu Reni terdiam, ia mengingat kembali perkataan pria itu, setelah itu berfikir, ia mengingat sesuatu yakni Arif .
Ibu Reni : “Arif .. Apa benar kamu Arif” ?
Arif tersenym dengan sangat bahagia, ternyata ibu reni masih mengingatnya.
Arif : “Ibu masih ingat saya” ?
Ibu Reni menangis bahagia. Karena, sekian lama tak bertemu dengan Arif . lalu, Ibu Reni memeluk Arif dengan tangisanya yang semakin pecah.
*Penulis adalah santri Assalafiat I, Siswi kelas XII MA NU Assalafie