Sabtu tanggal 17 Agustus, Pondok Pesantren ASSALAFIE Babakan Ciwaringin Cirebon menggelar perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 dengan tema “Mengenang Perjuangan, Mewujudkan Impian Bangsa”. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri, pengurus, dan seluruh asatid pesantren yang diselenggarakan dihalaman MA/MTsNU ASSALAFIE
Perayaan dimulai dengan upacara bendera yang khidmat, di mana para santri tampil sebagai petugas upacara, menunjukkan disiplin dan kecintaan mereka terhadap tanah air. Dalam pidatonya, PimpinanKepla Pondok Pesantren, Ustad Ahmad Fahrurrozie , mengajak seluruh santri untuk untuk sudah sepatutnya itu harus menanamkan ideologi ideologi islam serta mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan. Beliau juga menekankan pentingnya peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa dan mewujudkan impian para pendiri bangsa melalui pendidikan dan pengabdian
Menanamkan ideologi Islam di kalangan santri adalah sebuah proses penting yang bertujuan untuk membentuk karakter dan pemikiran yang sejalan dengan ajaran agama. Ideologi Islam bukan sekadar kumpulan nilai-nilai spiritual, tetapi juga mencakup pandangan hidup yang meliputi semua aspek kehidupan, mulai dari moralitas, sosial, hingga politik.
Di dalam lingkungan pesantren, santri diajarkan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Ini berarti, Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungan. Dengan pemahaman ini, ideologi Islam yang ditanamkan di pesantren mendorong santri untuk menjadi pribadi yang adil, jujur, dan peduli terhadap sesama, serta berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Selain itu, ideologi Islam di pesantren juga mengajarkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Santri diajarkan bahwa meskipun Indonesia adalah negara yang beragam, Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati antar sesama. Dengan demikian, santri diharapkan tidak hanya menjadi pemeluk agama yang taat, tetapi juga warga negara yang baik, yang berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI.
Proses penanaman ideologi Islam ini dilakukan melalui berbagai metode, seperti pengajaran kitab kuning, kegiatan diskusi, ceramah, dan praktik ibadah sehari-hari. Santri diajak untuk memahami dan menghayati ajaran Islam secara mendalam, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ideologi Islam yang ditanamkan di pesantren juga menekankan pada pentingnya ilmu pengetahuan dan pendidikan, sebagai kunci untuk menciptakan masyarakat yang maju dan sejahtera.
Dengan ideologi Islam yang kuat, santri diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan moral. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di masa depan, yang mampu membawa bangsa Indonesia menuju kemajuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang hakiki.
Setelah upacara, berbagai perlombaan khas 17 Agustus seperti balap karung, panjat pinang, dan lomba pidato bertema nasionalisme diadakan untuk menambah semangat kebersamaan di antara para santri. Selain itu, acara diskusi bertajuk “Santri dan Tantangan Bangsa di Era Modern” juga menjadi bagian dari peringatan kali ini, di mana para santri diajak untuk berpikir kritis tentang peran mereka di masa depan.
Dilanjut malamnya dengan Refleksi Kebangsaan diakhiri dengan pembagian hadiah ,reminisasi sejarah assalafie dilanjut dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara, serta harapan agar Indonesia terus menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera,
oleh beliau romo KH. LUKMAN HAKIM SYAEROZIE . Perayaan ini menjadi “Momen ini menjadi sangat berharga bagi para santri untuk merefleksikan semangat juang para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan, serta meneguhkan tekad dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Dengan semangat yang diwariskan oleh para pendahulu, para santri siap melanjutkan perjuangan melalui ilmu dan amal, demi kejayaan Indonesia di masa depan.”
pesan beliau romoKH.LUKMAN HAKIM SYAEROZIE MA.MM “TERUSLAH BELAJAR DENGAN GIGIH SEMANGAT,KARENA KITA SEJATINYA RAGANYA SAJA YANG MERDEKA ,TAPI JIWANYA MASIH DIJAJAH KEBODOHAN ”