CIREBON – Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) MANU Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon gelar diskusi dwi mingguan di gedung BLKK Assalafie, Jumat (30/10).
Diskusi dimulai sekitar pukul 14.00 hingga 16.00 Wib di gedung BLKK Assalafie, dengan tema “Analisis dan Aktualisasi Diri Pelajar dalam menghadapi Bonus Demografi”.
Diikuti oleh Pengurus Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) dan para pengurus PK IPNU dan IPPNU MANU Assalafie.
Mereka mengundang Pegiat Literasi, Ade Sediana dan Aktivis Perempuan Dewi Safitri Indriani sebagai narasumber dalam diskusi tersebut.
Ketua PK IPNU MANU Assalafie, Azka Munhanif mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan pengembangan diri.
“Melalui diskusi ini diharapkan menambah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Azka.
Sedangkan, Ketua IPPNU MANU Assalafie Safiyatun Hikmatur Robi menambahkan, diskusi dwi mingguan ini salah satu program yang akan secara konsisten dilakukan guna menjaga kekompakan pengurus dalam berorganisasi
“Alhamdulillah rekan-rekanita masih semangat, kegiatan diskusi kali ini dihadiri 30 orang dari PK IPNU IPPNU MANU Assalafie,” ungkapnya.
Aktualisasi Diri melalui Organisasi
Aktualisasi diri biasa disebut juga sebagai upaya seseorang dalam mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai tujuan hidup, tidak merasa dibatasi atau didikte oleh pengaruh lingkungannya. Aktualisasi diri menjadi titik ideal seseorang dalam menjalani hidupnya, tentu bukan perihal mudah bisa menujunya, kalaupun sudah bisa, bukan pula jaminan akan konsisten. Hal itu disebabkan berbagai faktor dari pengalaman intrapersonal dan interpersonal yang telah dilalui.
“Salah satu tujuan berorganisasi adalah mengubah perilaku orang-orang didalamnya, dari tidak bisa sesuatu hal menjadi bisa, semisal dari gugup berbicara di depan orang banyak, menjadi berani dan percaya diri sehingga rasa gugup tersebut bisa dikelola dan diminimalisir.” Papar Ade, dalam materinya.
Ade menambahkan, setidaknya ada beberapa cara untuk seseorang bisa mengaktualisasikan diri, diantaranya menjadi pribadi yang otonom, menerima realitas diri dan demokratik.
“Jadi ketika memutuskan sesuatu itu berdasarkan kesadaran bukan keterpaksaan, berdasar keterbukaan pemikiran bukan karena ikut-ikutan. Kalau itu perlahan bisa dilakukan, jalan menuju Aktualisasi diri semakin dekat.” Ungkapnya
Terlebih untuk beberapa tahun kedepan, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, dimana orang-orang dengan usia produktif akan mendominasi jumlah penduduk negara ini. Maka supaya pelajar bisa adaptasi dengan zaman, selain mengasah kemampuan diri di bidang keilmuan (hard skill) juga harus pandai membawa diri (soft skill) agar tidak terjerumus pada dunia yang menyesatkan.
Peka terhadap kondisi sosial
Sementara itu, Aktivis Perempuan Dewi Safitri Indriani dalam pemaparan materinya menyampaikan, dirinya mengapresiasi pelajar-pelajar yang masih antusias dalam tradisi diskusi, hal itu positif dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap kondisi disekitarnya.
“Organisasi yang dikelola dengan baik akan memberikan pengalaman berarti bagi orang-orang didalamnya. Semoga rekan-rekanita menjadi orang yang beruntung.” Harapnya.
Dikatakan Dewi, organisasi memberikan kesempatan semua anggota untuk berbagi peran dalam menjalankan tugasnya, misalnya dalam hal kepemimpinan, sudah bukan zamannya mempersoalkan siapa yang lebih baik antara laki-laki dan perempuan, justru harus saling mendukung dan mengapresiasi.
“Dinamika dalam organisasi itu wajar dan terukur, manfaatkan untuk menempa diri agar tidak kaku ketika kelak hidup bermasyarakat. Mari ciptakan kehidupan yang ramah dan aman bagi semuanya dimulai dari organisasi.” Pungkasnya. *